Hujan deras mengguyur, udara dingin menusuk tulang. Tiba-tiba, seorang teman berseru, “Ayo kita ngopi!” Tanpa pikir panjang, spontan jawabku, “Ayo, siap dari tadi nunggu yang ngajak!” Dalam sekejap, kami sudah duduk menyeruput kopi hangat, ditemani kue-kue lezat dan obrolan tanpa judul yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Nyaman. Memuaskan. Langsung terasa manfaatnya.
Tak lama setelahnya, suara azan berkumandang, mengalahkan deru hujan. “Ah, tunggu hujan reda dulu. Lagian kalau hujan kan boleh tidak jamaah, uzur,” bisikku, padahal masjid hanya beberapa langkah dari rumah, dan payung tersedia.
Dua Situasi, Dua Respons yang Berbeda
Mengapa kita begitu cepat menyambut ajakan ngopi, tapi berat melangkah untuk shalat berjamaah?
- Hasil yang Langsung vs. Hasil yang Tak Kasat Mata
- Ngopi: Nikmatnya langsung terasa—hangatnya kopi, enaknya kue, canda tawa yang melepas penat.
- Shalat berjamaah: Pahalanya besar (sampai 27 derajat lebih utama), tapi tak terlihat. Kita tak langsung merasakan
- Godaan Instan vs. Ujian Iman
- Ajakan ngopi memenuhi keinginan sesaat, sementara ajakan azan memanggil kita untuk melawan kemalasan dan hawa nafsu.
- Jika pahala shalat berjamaah langsung diberikan dalam bentuk duniawi—misal, setiap selesai shalat dapat uang atau hadiah—mungkin masjid akan penuh tiap waktu. Tapi justru di situlah ujian sebenarnya: apakah kita taat karena Allah, atau hanya karena iming-iming?
Samina Wa Atha’na: Ujian Ketundukan Sejati
Allah tidak menjanjikan balasan instan di dunia untuk setiap ibadah. Tapi Dia menjamin bahwa:
- Setiap langkah ke masjid dihapuskan dosanya dan ditinggikan derajatnya.(HR. Bukhari & Muslim)
- Shalat berjamaah adalah bukti keimanan.Rasulullah ﷺ bahkan hendak membakar rumah orang yang enggan shalat berjamaah. (HR. Muslim)
Lalu, mengapa masih berat? Karena syaitan tahu, shalat berjamaah adalah senjata umat Islam. Maka ia menghias kemalasan dengan alasan yang masuk akal: “Hujan dingin, nanti saja, shalat di rumah juga dapat pahala.” Padahal, justru di saat seperti itulah kesempatan emas mengumpulkan pahala dengan sedikit perjuangan.
Hayya ‘Alas Shalah, Hayya ‘Alal Falah!
Azan bukan sekadar pengingat waktu, tapi seruan untuk “Meraih Kemenangan!” Kemenangan melawan kemalasan, melawan godaan dunia, dan melawan tipu daya syaitan.
Mungkin kita tak melihat langsung buah dari shalat berjamaah, tapi percayalah:
- Setiap langkah ke masjid adalah investasi akhirat.
- Kedisiplinan shalat berjamaah melatih konsistensi ibadah.
- Berkahnya hadir dalam ketenangan hati dan kekuatan iman.
Penutup: Mana yang Kita Pilih?
Ngopi? Boleh, asal tidak sampai melalaikan kewajiban.
Tapi ingat, shalat berjamaah adalah panggilan mulia yang tak boleh ditunda.
Jika kita semangat saat diajak ngopi, seharusnya kita lebih bersemangat saat diajak shalat. Karena kopi hanya menghangatkan badan sesaat, tapi shalat menghangatkan hati hingga akhirat.
“Maka datangilah tempat shalat dengan semangat ‘Samina wa Atha’na’ (Kami dengar dan kami taat).”
Lambada Klieng, 2024
#NgopiBolehTapiJanganTinggalkanShalat
#ShalatBerjamaahInvestasiAkhirat

























Users Today : 0
Users Yesterday : 0
Users This Month : 15
Users This Year : 283
Total Users : 1712
Views Today :
Views Yesterday :
Views This Year : 729
Total views : 7076
Who's Online : 0




